Hi, guest ! welcome to VIOLET CAFE. | About Us | Contact | Register | Sign In

Senin, 14 November 2011

Home » , , » Catatan Seorang Gay…

Catatan Seorang Gay…

Oleh : Youly Chang

Samar-samar herry menatap bayangan dirinya pada sebuah cermin. Siapa yang harus kupersalahkan? sebagai manusia, aku sering bertanya, benarkah hidup adalah sebuah pilihan?, jika memang hidup adalah sebuah pilihan, mengapa Tuhan tidak memberikanku pilihan untuk hidup secara normal….

Salahkan jika aku mencintai jenisku sendiri? Jika memang itu sebuah kesalahan, lalu mengapa aku di takdirkan untuk hidup seperti ini. kadang hati kecilku menjerit dan berkata “Aku teramat lelah dengan keadaanku ini!”.

Tapi bukankah hidup bukan untuk disesali?. Hidup adalah sebuah misteri, tak ada yang pernah tau, apa yang akan terjadi. Kami kaum gay lebih suka menyembunyikan identitas kami, berdandan layaknya pria normal pada umumnya. Untuk menghindari cibiran dan tatapan hina dari orang-orang sekililing kami.

“Banyak yang membenci kami dan lebih suka melihat kami mati atau tidak pernah lahir daripada melihat kami berjalan di sekitar mereka”.

Apartement Tower Blue, Lantai IX

Aku menyibak vitrase, hingga jendela bebas memaparkan pemandangan luar. Ku lirik wajah Pe’i yang sedang berbaring di ranjang.

“Apakah kau tetap pada keputusanmu herry?”. Pe’i bertanya, wajahnya terlihat gamang.

Aku hanya diam tak menjawab, sebenarnya aku kasihan pada Pe’i. Namun jika kami masih meneruskan hubungan kami, akan timbul banyak masalah. Dan tentunya akan semakin parah dengan karakter kami berdua yang sudah melangkah sejauh ini. Pe’i tak tahu jika besok dia tak akan pernah bertemu dengan aku lagi.

“Herry aku pengen mencium kamu sayang”. Kata Pe’i agak berbisik.

Permintaan Pe’i kali ini semakin membuatku kalut, bagaimana mungkin aku menolak? namun jika aku memenuhi permintaannya, kami berdua akan kembali larut, dan saat aku pergi, itu akan menambah rasa sakit pada Pe’i. Akhirnya dengan berat hati aku menggelengkan kepala.

“Tidak Pe’i…kita tidak perlu berciuman lagi, kita jadi sahabat saja sama seperti dulu, bukankah persahabatan jauh lebih abadi? Dimana tak pernah ada rasa benci ataupun cemburu. Kita akan lebih bisa saling menerima keadaan masing-masing..”.

“Kenapa herry, aku ingin lebih dari seorang sahabat bagimu, aku mau kita seperti dulu, kita saling memiliki..” sambil menatapku tajam.

Aku tak kuasa menatap mata Pe’i yang terlalu tajam menusuk, seolah mau membaca apa yang sedang kupikirkan.

Kupalingkan wajahku untuk menghindari tatapan matanya. Pe’i menangkap tanganku dan meremasnya dengan kuat, seakan takut aku meninggalkannya.

Aku menarik tanganku dari genggaman Pe’i, aku harus jujur, bahwa aku ingin pergi bukan sebagai kekasih Pe’i lagi, aku sangat ingin hidup seperti lelaki normal lainnya, dan aku takut jika aku masih berhubungan dengan pe’i, aku tidak akan menjamin jika hubunganku dengan tyas tidak akan mendapat masalah, pe’i dapat melukai siapa saja yang berada di sampingku, aku tidak ingin pe’i melukai tyas, wanita manis yang selama ini telah menyadarkanku dan membawaku ke jalan yang terang. Kutinggalkan pe’i dalam kesedihannya. Meskipun tak sanggup, namun aku yakin ini jalan yang terbaik untuk mengakhiri hubunganku dengan pe’i.

“Ini hanya sebuah cerita fiksi belaka, fiksi ini hanya bertujuan untuk mengingatkan kita, bahwa sebagai manusia, terkadang kita berlaku tidak adil pada kaum yang menyimpang, didunia ini dimana kaum gay dan lesbian telah mendapatkan perlakuan yang tidak aman dan tidak nyaman. Namun satu hal, mereka juga adalah manusia biasa, yang layak untuk hidup kawan”.

Salam Hangat Penuh Damai ~ Youly Chang
Share on :

Posting Komentar